Penjaraku
Jelmaan Syurga
Aku
Ani, santri baru di pondok Ubbadushomad. Aku anak orang yang kaya raya, dulu hidupku
penuh dengan kebebasan, aku bebas pergi kemana saja yang aku inginkan. Tapi
sekarang, hidupku bagaikan tawanan, aku terkekang, tak ada sedikit pun waktu ku
untuk bersenang-senang.
Di
pondok, aku sekamar dengan Kirana dan Laura, mereka adalah kakak kelasku. Aku
heran dengan mereka, kenapa mereka bisa betah di tempat ini? Aku saja yang baru
sebulan di sini sudah tidak tahan dengan semua aturan ini, rasa penasaran ini
selalu menghantui pikiran, hingga aku memberanikan diri untuk bertanya pada
mereka.
Ani :” Ehhh Laura, Kirana kenapa sih kalian
bisa betah di tempat ini?”
Laura :”Aku
nggak tahu ( bingung sambil gigit jari ) Mungkin karena aku sudah lama di
sini.”
Kirana :“Gini
dek, kakak betah di sini karena kakak ingin menuntut ilmu dan ingin membahagiakan orang tua kakak”
Ani :“Apa
kakak nggak merasa tertekan. Harus inilah! harus itulah!. Semuanya penuh dengan
aturan.”
Kirana
:”Dulunya sih iya dek, tapi seiring dengang berjalannya waktu kakak merasa
nyaman di tempat ini.”
Tiba-tiba
sang ustadz menginstruksikan semua santri untuk mulai persiapan shalat ashar.
Kirana :”Udah dulu ya dek, kakak mau siap-siap dulu
nanti kita bicara lagi”
Ani :”Iya
deh kak”
Kirana
:” Ani nggak mau siap-siap juga? Nanti telat lho”
Ani :”Nanti
aku nyusul ke mushalla aja “
Cinta
:”Ya udah deh, Laura kita berangkat yuk!”
Laura
:”ayuk”
Shalat segera ditunaikan, suasana
menjadi hening. Setelah beberapa menit akupun masuk ke mushalla dengan langkah kaki yang penuh percaya diri, meskipun waktu itu aku datang terlambat. Saat itu semua mata
menyorot ke arahku bagaikan macan yang sedang memburu mangsanya. Tapi meskipun
begitu, aku tidak merasa malu dengan tindakanku itu, tanpa melirik kiri kanan
lagi aku langsung bergegas dan mengambil posisi untuk sholat. Setelah aku selesai
sholat, tiba-tiba ustadz memanggilku dengan raut muka yang menegangkan.
Ustadz :”Heeyy,,,kamu yang terlambat sholat maju ke
depan!.(sambil menunjuk Ani)”
Ani :”Iya ustadz.”
Ustadz :”Kenapa kamu terlambat ?,(dengan nada suara
yang tinggi dan muka memerah)”
Ani :”Terdiam(sambil menundukkan kepala)”
Ustadz :”Hari
ini saya maafkan karena kamu santri baru di sini, tapi kesalahan ini jangan
diulangi lagi.”
Ani :”Ya ustadz, saya tidak akan terlambat
lagi.”
Ustadz :”Kembali ke tempat mu!.”
Aku kembali dengan wajah kesal dan
malu sambil berkata dalam hati”apa-apaan ini, baru saja telat 5 menit aku sudah
dibentak abis-abisan, dia pikir dia siapa bisa membentakku dengan seenak nya”.
Setelah aku duduk ustadz menyuruh kami untuk mulai menghafal Al-Quran.
Ustadz :”Iqro
min surah an-naba ila surah al muthoffifin! kemudian lanjutkan hafalan
kalian!!!”
Semua
santri :”Baiklah ustadz.”
Mereka semua mulai membaca Al-Quran
seperti membaca komik yang sangat seru dan menarik. Sementara aku, jangankan
membacanya untuk membukanya saja tanganku terasa berat. Tapi karena takut
dimarahi lagi, aku pun mulai membacanya dengan suara yang tebata-bata, sengaja
aku kecilkan suara agar mereka tidak mengetahui bahwa sampai saat ini aku belum
fasih dalam membaca Al-Quran, ingin rasanya aku menutup Al-Quran ini dan mulai
berbincang-bincang dengan seorang teman. Namun apalah daya ku, mereka semua sedang khusuk membaca dan
menghafal Al-Quran, jangankan berbicara dengan teman , menengok kiri kanan saja
terasa berat dileher mereka.
Tak lama kemudian tibalah waktu kami untuk
istirahat.
Ustadz :”Baiklah, sekarang kalian boleh istirahat!”
Semua santri langsung berjabat tangan dengan ustadz, kemudian mereka
merefresh otak dengan cara bermain- main di sekitar pondok. Ketika mereka
sedang asik bermain, aku hanya terdiam di bawah pohon sambil berpikir bagaimana
caranya supaya aku fasih dan lancar dalam membaca ayat suci Al-Quran, tiba-tiba
datanglah seorang teman yang menghampiriku.
Kirana :”Heyyy Ani (menepuk bahu Ani)
Lagi
mikirin apaan sihhh?”
Ani :”Gak ada kak”
Kirana :”Dari pada melamun sendiri di sini, mendingan
kita main bareng yuuk!”.
Ani :”Kalian duluaan aja yahh,”
Kirana
& Laura :”Yaa udah dehhh,”
Setelah Kirana dan Laura pergi bermain, aku
tetap terdiam di bawah pohon itu sambil memikirkan sesuatu yang sama, waktu
terus bejalan, matahari mulai menyembunyikan sinarnya, azan magrib pun dikumandangkan.
Mendengar suara azan itu, semua santri mulai
mempersiapkan diri untuk menunaikan sholat.
10 menit
kemudian,,,,,,
Semua santri telah berkumpul di mushalla,
shalat akan segera di tunaikan, para santri mulai mengambil posisinya masing-masing.
Ustadz :”Luruskan dan rapatkanlah shaf.”
Kami langsung merapatkan shaf dan
memulai sholat.
Setelah sholat, kami mulai
mengerjakan aktitas-aktivitas yang biasa
kami lakukan (misalnya: belajar atau menghafal Al-Quran dan kitab-kitab yang
lain).
Tepat pada pukul 11:00 kami di suruh
istirahat. Aku langsung bergegas menuju
ke asrama.
Ketika
aku akan tidur, tiba-tiba datanglah
Kirana dan Laura.
Kirana :“Ani, kita murojaah pelajaran yang tadi
yukk,,!”
Ani :”Kalian aja yang murojaah sana! Aku mau
tidur dulu”
Laura
dan Kirana :”Owhhh,Yaaaa udah kamu tidur aja!”
Mereka kemudian mulai mengulang
pelajaran dan hafalannya. Jujur saja aku tidak merasa nyaman mendengar suara
mereka yang sedang belajar, kuping ku terasa panas, aku ingin tidur tapi mataku
tak bisa dipenjamkan. Namun, ketika
mereka mulai membaca Al-Quran hatiku terasa tersentuh, rasa ketidak nyamanan
musnah dengan lantunan indah Al-Quran. Aku heran? Sebelumnya aku tak pernah
merasa seperti ini, ingin rasanya aku menangis tapi aku tak tahu apa yang harus
ditangisi, aku larut dalam suara indah mereka hingga membuatku terlelap.
Kini tibalah saatnya untuk sholat
tahajjud.
Ustadz
:”asholatuhairumminannaum, ,,,,,,,,,,,,, Kepada semua santri silahkan ambil air
wudhu dan segera masuk ke mushalla, ada waktu 10 menit.”
Semua santri bergegas mengambil air wudhu kecuali aku. Saat itu, aku masih tertidur
pulas meskipun Laura dan Kirana yang berusa membangunkanku berkali-kali, aku
menghiraukan suara mereka dan memilih
untuk menikamti mimpi indahku.
Dalam
waktu beberapa menit mimpi indah berubah menjadi mimpi buruk, ketika ustadzah
ku mengamuk dan menyiramkan air pada wajahkku
.
Aku terkejut, saat itu aku langsung bangun dan bergegas mengambil air wudhu.
Aku terlambat lagi seperti hari-hari kemaren, kini tak ada lagi ampunan bagiku.
Dengan terpaksa aku harus merasakan
bagaimana rasanya berendam di kolam itik yang sangat bau dan kotor. Tapi semua
ini pantas untukku, bayangkan saja selama satu bulan lebih aku di sini, aku tak
pernah bangun tepat waktu untuk sholat tahjjud. Karena kelakuan buruk ku ini
semua teman-teman menyebutku sebagai “SI
SIPUT MALAM”. Sungguh aku merasa tertekan dengan semua aturan ini, jiwa ku
terasa hampa, nafas ku terasa sesak, hidup ku bagaikan kupu-kupu yang terjebak
di dalam sangkar, aku ingin mendapatkan
kebebeasanku kembali, seperti mereka yang bebas pergi kemana saja untuk meraih
kesenangan dan kebahagiaan.
Keeasokan hari nya terlintas satu
ide yang sangat bagus dan bisa membuatku terbebas dari penjara tanpa sel ini.
Yaaa,,,,, hari itu aku berpikir kabur
dari pondok, aku hanya tinggal menunggu waktu sore untuk mulai menjalankan rencanaku
itu. Tapi sebelum waktu sore tiba, aku menjalankan semua semua aktivitas pondok
seperti biasanya: pagi sekolah, dan siangnya menghafal. Aku melakukan semua itu agar tidak
ada yang mengetahui niatku yang ingin kabur dari pondok.
Sore telah tiba, aku mulai berkemas
dan memasukkan barang-barang ku ke dalam koper. Ketika aku sedang asik
berkemas, tiba-tiba Kirana datang dan memergoki diriku.
Kirana :”Ehhhhh Ani mau kemana ? kok semua barang dimasukkan
ke dalam koper?
Ani :”Gak ada kok kak, cuma beres-beres aja(raut
muka yang menegangkan).”
Kirana :”Owhhh (menyimpan rasa curiga bahawa Ani ingin
kabur dari pondok).”
Sore telah berlalu dan malam telah
tiba, kami mulai mengerjakan aktivitas-aktivitas seperti biasanya. ( shalat,
menghafal dan menyetor hafalan.)
Beberapa jam kemudian.
Ustadz :”Sekarang kalian boleh istirahat”
Semua santri langsung masuk ke dalam
kamarnya masing-masing dan akupun bergegas menuju ke kamar. Saat itu aku
berpura-pura tidur sambil menunggu semua orang tertidur.
Kini
semua orang sudah tertidur dan suasana menjadi sepi, aku langsung mengambil
koper dan berjalan perlahan-lahan keluar dari
kamar menuju ke pintu gerbang. Tapi sangat di sayangkan, sebelum aku
sampai ke pintu gerbang Kirana sudah berdiri di sana untuk mencegahku pergi.
Ani :”Kakk,,,,Kiiiiii,,,,,,,raa,,,naaaaaaaaaaaaaa(terkejut)”
Kirana :”Owhhhhh jadi kamu mau kabur dari sini?”
Ani :”Iyaaaaa kak , aku mau kabur dari sini.
Kakak puas?”(suara yang sangat tinggi)
Kirana :”Tapi kenapa dek?”(suara yang lemah lembut)
Ani :”Aku
tidak tahan lagi kak, aku bosan dengan semuanya. Hukuman yang tak ada hentinya,
tegurang yang tak ada habisnya, dan aturan yang membuat hidupku merasa
tertekan. Aku ingin bebas dari semua nya kak, aku mohon biarkan kau pergi
kak,,,”
Kirana :”Jika
itu masalah nya , kenapa Ani tidak pernah berpikir untuk berubah? Semua hukuman
itu kamu yang ciptakan Ani. Jika saja kamu tidak melanggar aturan, maka ustadz tidak
akan menghukum kamu,dan satu lagi ustadz memberikan hukuman itu bukan semata-mata untuk menyiksa
kamu, tapi untuk membuat kamu tidak mengulangi kesalahan yang sama dan menjadi
orang yang tidak disiplin. Cobalah mengerti Ani, kenapa orang tua mu ingin
menyekolahkan kamu di pondok pesanten? mereka ingin kamu menjadi anak yang
solehah, mereka tidak ingin kamu pandai dalam urusan dunia saja, tapi mereka
ingin kamu pandai dalam urusan dunia dan akhirat.
Ani :”Biarkan
aku pergi kak,,(mengeluh)”
Kirana :”Sekarang
juga kembali ke kamar!”
Aku
pun kembali ke kamar dan memikirkan semua
Perkataan Kirana..
Ani :”Setelah di pikir-pikir?? perkataan kak
kirana ada benernya juga sihhh,, jika mereka bisa berubah lalu kenapa aku
tidak?. Baiklah, sekarang aku akan mencoba untuk berubah dan menjadi santri
yang disiplin.
Aku mulai menata cita-cita ku dalam sebuah diary, agar aku menggunakan
waktu ku dengan sebaik-baik nya.
1.
Fasih
dalam membaca Al-Quran
2.
Tidak
bolet terlambat sholat tahajjud dan sholat wajib
Aku
mulai mengejar semua cita-citaku.
Sekarang
ketika azan di kumandangkan aku langsung bergegas mengambil air wudhu, aku
tidak ingin seperti dulu lagi, dan aku tidak ingin menjadi orang yang lalai.
Waktu
terus berlalu, cita-cita ku yang ke-2 sudah terwujud. Aku sudah bisa sholat
thajjud dan sholat wajib tepat waktu. Kini saatnya untuk meraih cita-cita ku
yang pertama, untuk meraih itu aku harus benar-benar berusaha.
Aku benar-benar memulainya dari awal, setiap
waktu aku selalu berusaha membaca Al-Quran, aku juga membaca Al-Quran di waktu-waktu
luangku, bahkan ketika semua teman-teman asik bermain aku hanya terdiam di
mushalla dan membaca Al-Quran, kemanapun aku pergi aku selalu membawa Al-Quran
agar aku bisa membacanya kapan saja.
Hingga pada suatu ketika, aku mampu
membacanya dengan fasih berkat keistikomahan ku itu. Owhhhh ya,,,, selain bisa
membaca Al-Quran aku juga mampu mengfal Al-Quran seperti tema-teman yang lain
dan alhamdulillah aku sudah hafal 15 jus.
Sungguh aku merasa semua situasi
berubah drastis, dulu aku yang di panggil SIPUT MALAM berubah menjadi SI
PENJAGA MALAM, dulu aku ingin kebebasan dan sekarang aku mendapatkan
kebebasan itu. Hanya saja, kebebasan yang dulu aku inginkan adalah kebebasan
yang hampa, dan sekarang aku mendapatka kebebasan yang penuh dengan makna. Aku belajar
dari sang waktu, ketika keaadan tidak sesuai dengan yang kita harapkan, maka
jangan pernah menyalahkan keadaan. Mungkin saja kita yang bermasalah? Ingat
:”Sesuatu yang terlihat baik belum tentu baik untuk mu, dan sesuatu yang
terlihat buruk belum tentu buruk untuk
mu.” Dan perlu kalian ketahui bahwa Perubahan datang dari diri sendri , bukan
dari orang lain. Sekeras apapun
seseorang ingin merubah kalian itu akan menjadi sia-sia jika kalian tak
memiliki tekad untuk berubah, dan percayalah jika lingkungan juga bisa merubah
seseorang.
SEKIAN
Salam Penulis
( Mutmainnah )
Good job..smga jadi inspirasi untuk anak bangsa dan anak pesantren.
BalasHapusamiin..terimakasih
HapusKhair, semoga banyak anak yng mau masuk pondok. pondok adalah solusi pendidikan karakter.
BalasHapusterimakasih pak guru
HapusMantap wah ne...
BalasHapusKembangkan.
Fantastik.. terasa sekali pada saat mondok, suasana yang bgtu indah, pengalaman yang menyenangkan khususnya tokoh Any
BalasHapusbagus anti cerpennya..
BalasHapusAlhamdulillah..
HapusLanjutkan mutma..
BalasHapuskreeenn
BalasHapus